Salihara & Perempuan

10 PEREMPUAN BACA KARYA1

laporan hari kedua.

Pukul tujuh kurang saya sudah tiba di Teater Salihara, Pasar Minggu. Celangak-celinguk seperti orang bingung, mencari siapa yang saya saja yang saya kenal. Di Kedai depan Salihara ada beberapa meja yang tersusun di Meja tengah dan paling ramai, saya melihat beberapa orang yang saya kenal, Sitok Srengenge, Djenar Maesa Ayu juga Oka Rusmini. Saya mengenal mereka namun sayangnya mereka tidak kenal saya. Walaupun kami sempat beberapa kali mengobrol di beberapa kesempatan.

Baca lebih lanjut
Dipublikasi di curhat, sastra | Tag , , , , , | Meninggalkan komentar

Identitas, Kekuasaan, dan Beban Adaptatif dalam Serial Shogun (FX, 2024)

Ketaksaan adalah hal yang paling dihindari dalam penerjemahan, dalam narasi-narasi lintas Budaya, kebiasaan dan bahasa menjadi jurang pemisah antara pengertian dan kebenaran. Sinema memiliki kemampuan untuk menjembatani ambiguitas menjadi sesuatu yang bisa diserap secara universal, tindak tutur, laku, dipertajam lewat sajian visual seolah menciptakan permadani penyambutan yang halus dan nyaman; kali ini sajian indah itu tersaji dalam serial epik jepang berjudul Shogun.

Yoshii Toranaga, tokoh sentral dalam serial Shogun
Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Essay, film | Tag , , , , , , , , , , | Meninggalkan komentar

The Comfort Cinema.

Dalam dunia kuliner ada sebutan comfort food, sajian yang menghangatkan dan membawa rasa nyaman bagi indera pengecap kita yang kemudian membawa tubuh kita pada keteduhan rumah. Rasa gundah, khawatir, kesedihan, dan berbagai hal buruk mungkin bisa hilang dengan sajian ini; di dunia film saya menyebutnya the comfort cinema. Dan dalam tulisan kali ini saya mencoba memuat 3 film dari list panjang comfort cinema versi saya; dan mungkin menyelami makna dari lema tersebut.

Couple watching movies together
Photo by Edward Eyer: https://www.pexels.com/photo/couple-kissing-on-a-couch-4395196/
Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Essay, film | Tag , , , , , , , , , , | Meninggalkan komentar

Seni Pertunjukan dan Seni Mempertunjukan.

Akhir Maret (27/03/2022), Pada malam yang basah di Timur Jakarta, Fidelis Krus Yosua (Fidel) seorang artis performa mengarahkan saya untuk menemuinya pada sebuah warung kopi–sebuah roaster yang menyajikan kopi bagi para peminum madya; bukan pemula. Hanya dua menit dari rumah saya, menembus gerimis dan jalan yang mulai berkaca, akhirnya roastery house itu benar ada, parkir motor, duduk dan bersantai dan pembicaraan kami akhirnya bermula.

Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Kesenian | Tag , , , , , , , , , , , , , , | Meninggalkan komentar

Sarwahita Selepas Isya

Pada tahun 2012 Bengkel Sastra UNJ bermarkas di Jl. A.Yani/Utan Kayu bersama Yayasan Lingkar Pena. Pada tahun ini juga perpisahan demi perpisahan terjadi, yang mengakhiri kisah di Rawamangun dan berpindah ke Cikini.
Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Puisi | Tag | Meninggalkan komentar